Rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan



Makalah
“Rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan”
Oleh

MANAJEMEN06 - 2016
FAKHIRAH UMAR 105721121116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2017/2018



Kata pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu                                                            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah swt , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan tema “rasio keuangan untuk menilai kerja keuangan perusahaan”.                                                                                                                Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih.
       Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
          Akhir kata saya berharap semoga makalah “rasio keuangan untuk menilai kerja keuangan perusahaan” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamualaikum wr. Wb

   Makassar,  desember 2017   


                                                                                                 Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1  latar belakang  ………………………………………………….……....………5
1.2  rumusan masalah …………………………………………….………………. 6
1.3  tujuan ………………………………………………………….……...………...6
BAB II Pembahasan
A.   pengertian rasio keuangan …………………………………………………..7
B.   tujuan rasio keuangan ………………………………………………………..8
C.   analisis rasio keuangan ………………………………………………………9
2.1 rasio likuiditas 
    2.1.1 pengertian rasio likuiditas    ……………………..………………………10
    2.1.2 fungsi rasio likuiditas …………………………………………………….10
    2.1.3 komponen rasio likuiditas ……………….………………………………11
    2.1.4 jenis jenis  rasio likuiditas  ……………………………………….……...11
2.1.5 faktor yang mempengaruhi rasio likuiditas …………………………..…13
2.2 rasio profitabilitas
   2.2.1 pengertian rasio profitalitas …………………..………………………….14
2.2.2 jenis jenis rasio profitalitas …………………………………………….…15
2.2.3. DuPont Profitabilitas ……………………………………………………..20
2.2.4 tujuan dan manfaat rasio profitalitas ……………………………………21
2.3 rasio rentabilitas
 2.3.1 pengertian rasio rentabilitas……………………………………………..22
 2.3.2 jenis jenis rasio rentabilitas……………………………………………...26
 2.3.3 faktor yang mempengaruhi ……………………………………………..27
2.4 rasio aktivitas
2.4.1 pengertian rasio aktivitas ………………………………………………...28
2.4.2 tujuan dan manfaat rasio aktivitas …………………………………..….29
2.4.3 jenis jenis rasio aktivitas …………………………………………………30
BAB III Penutup
     3.1 kesimpulan ……………………………………………………………….…33
Daftar pustaka








BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada penialaian perusahaan keseluruhannya (Moeljadi, 2006). Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan melalui alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama pada rasio likuiditas, profitabilitas,rentabilitas, dan aktivitas.



1.2    Rumusan masalah
1.    Apa pengertian, tujuan dan analisis rasio keuangan?
2.    Apa pengertian,fungsi,komponen dan pengukuran, dan factor yang mempengaruhi rasio likuiditas?
3.    Apa pengertian, jenis jenis, dupoint, tujuan dan manfaat rasio profitabilitas?
4.    Apa pengertian, jenis jenis dan factor yang mempengaruhi rasio  rentabilitas?
5.    Apa pengertian, tujuan, dan jenis jenis rasio aktivitas?


1.3   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan analisis rasio keuangan
2.    Untuk mengetahui pengertian,fungsi,komponen,pengukuran dan factor yang mempengaruhi rasio likuiditas
3.    Untuk mengetahui pengertian, jenis jenis, dupoint, tujuan dan manfaat rasio profitabilitas
4.    Untuk mengetahui pengertian, jenis jenis dan factor yang mempengaruhi rasio rentabilitas
5.    Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan jenis jenis rasio aktivitas






BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Laporan Keuangan

Standar akuntansi keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tsb, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (2007:2)
Standar  Akuntansi  Keuangan,  menjelaskan  bahwa informasi laporan  keuangan  adalah  untuk  menyediakan informasi  menyangkut posisi  keuangan,  kinerja  serta  perubahan  posisi  keuangan  suatu perusahaan  yang berguna  bagi  sejumlah  besar  pemakai  dalam pengambilan keputusan ekonomi (2007: 3).
Menurut  Munawir  yang  dimaksud  dengan  laporan  keuangan adalah: “Dua  daftar  yang  disusun  oleh  akuntan  pada  akhir  periode  untuk suatu perusahaan,  kedua  daftar  itu  adalah  neraca  atau  daftar  posisi keuangan dan daftar pendapatan  atau daftar  laba-rugi. Pada  umumnya laporan  keuangan terdiri  dari  Neraca  dan  Perhitungan  laba-rugi  serta laporan  perubahan  Modal, dimana  neraca  menunjukkan / menggambarkan  jumlah  aktiva,  hutang  dan modal  dari  suatu perusahaan  pada  tanggal  tertentu,  sedangkan  perhitungan laba-rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi  pada  periode  tertentu  dan  laporan  perubahan modal menunjukkan sumber  dan  penggunaan  atau  alasan-alasan  yang  menyebabkan perubahan modal perusahaan” (2001: 5). 

B.   Tujuan Laporan Keuangan

Penyajian  laporan  keuangan  oleh  suatu  perusahaan  dimaksudkan untuk memberikan  informasi kuantitatif mengenai keadaan keuangan perusahaan tersebut. Tujuan  laporan  keuangan  menurut  SFAC (Statement  of  Financial  Accounting Concept) yang  dikutip  oleh  Zaki Baridwan  (1996: 3),  yang menyatakan  bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a.      Berguna  bagi  investor  yang  ada  dan  potensial  dan  pemakai  lainya dalam membuat  keputusan  untuk  investasi,  pemberian  kredit  dan keputusan lainnya.
b.      Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah,  waktu  dan  ketidakpastian  dari  penerimaan uang dimasa yang akan datang.
c.       Menunjukkan  sumber-sumber  ekonomi  dari  suatu  perusahaan klaim  atas sumber-sumber  tersebut  dan  pengaruh  dari  transaksi- transaksi,  kejadian-kejadian  dan  keadaan-keadaan  yang mempengaruhi  sumber-sumber  dan  klaim atas  sumber-sumber tersebut
             Menurut IAI (2004) dinyatakan bahwa  tujuan  laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.      Menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan  posisi  keuangan  perusahaan  yang  bermanfaat  bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b.      Memenuhi  kebutuhan  bersama  sebagian  besar  pemakai  untuk pengambilan keputusan  ekonomi  dan  menggambarkan  pengaruh keuangan dari kejadian di masa yang  telah  lalu dan  tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
c.       Menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan.

C.   Analisis rasio keuangan

Analisis  laporan keuangan merupakan sumber  informasi yang sangat penting untuk memperoleh  informasi sehubungan dengan posisi keuangan,  yang  terdiri  dari  neraca,  laporan  laba-rugi  dan  perubahan posisi keuangan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua  periode  atau  lebih  dan  dianalisis lebih  lanjut  sehingga  dapat diperoleh  data  yang  mendukung  keputusan  yang  diambil.  Analisis laporan  keuangan  merupakan  suatu  proses  untuk  membantu dalam menilai  posisi  keuangan  dalam  suatu  organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari keuntungan / laba. analisis  laporan  keuangan  adalah  suatu proses  untuk  memperoleh  informasi  mengenai  posisi  keuangan  yang bertujuan  menilai  dan  mengukur  kinerja  perusahaan  pada  masa mendatang.

           Analisis rasio keuangan akan memberikan penilaian atas dasar data dan informasi yang diperoleh dan juga laporan keuangan, yang ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio atau presentase. Dan akan dijelaskan secara rinci sbagai berikut:



2.1 Rasio likuiditas
2.1.1 pengertian rasio likuiditas
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) likuiditas adalah perihal yang menggambarkan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk melunasi atau membayar kewajiban hutang tepat pada waktu jatuh temponya.
Rasio Likuiditas adalah rasio atau perbandingan yang bisa memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang dimilikinya. Kewajiban tersebut biasanya dalam bentuk utang jangka pendek. Ketika perusahaan tersebut memiliki rasio likuiditas yang baik, artinya ia memiliki kemampuan dalam melunasi utang jangka pendek tersebut, perusahaan tersebut akan disebut sebagai ‘Perusahaan yang Likuid’. Sedangkan jika ternyata dalam hasil perhitungan rasionya ia dinilai tidak memiliki kemampuan cukup untuk melunasi utang jangka pendek, perusahaan tersebut akan menyandang gelar ‘Ilikuid’.
2.1.2 Fungsi likuiditas
            Likuiditas memiliki beberapa fungsi utama bagi perusahaan diantaranya:
1.    Media untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
2.    Sebagai antisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak
3.    Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau bank) yang ingin melakukan penarikan dana.
4.    Sebagai point penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau usaha lain yang menguntungkan.
5.    Sebagai barometer dalam melakukan proyeksi posisi keuangan dimasa depan.
6.    Meninjau kondisi perusahaan, permasalahan terkait operasional atau keuangan dalam manajemen.
7.    Alat ukur untuk melakukan efisiensi pada departemen perusahaan.

2.1.3 Komponen Dasar Likuiditas

engle dan Lange menyatakan bahwa  Likuiditas memiliki tiga komponen dasar yang saling berkaitan satu dengan lainnya guna menjaga tingkat likuiditas dan kestabilan ekonomi perusahaan atau organisasi. yaitu kerapatan, kedalaman, dan resiliensi.
1. Kerapatan, merupakan gap yang terjadi dalam harga yang disetujui dengan harga normal suatu barang.
2.Kedalaman, merupakan jumlah ataupun volume produk yang dijual dan dibeli pada tingkat harga tertentu.
3. Resiliensi, adalah kecepatan perubahan harga menuju harga efisien setelah berlangsungnya penyimpangan ataupun ketidakstabilan harga.
2.1.4 jenis jenis rasio likuiditas
Rasio likuiditas bukan merupakan rasio tunggal. Ada beberapa jenis rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas, di antaranya:
1.    Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini akan memproyeksikan kemampuan perusahaan yang dilambangkan dengan aktiva lancar dalam menutup utang lancar yang dimiliki. Beberapa hal yang tergolong dalam aktiva lancar adalah kas, piutang, persediaan, dan beberapa aktiva lain. Sementara itu yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang dagang dan wesel, utang bank, utang gaji, dan sebagainya. Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
Current Ratio = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%
Dari rumus tersebut, ketika nilai Current Ratio mencapai 100% atau setara dengan nilai 1, artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk menutup utang lancar dengan aktiva lancar yang nilainya sama. Maka, semakin besar nilai Current Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan yang juga semakin besar dan mampu dalam menutup utang lancar.
2.    Quick Ratio
Disebut juga dengan Ratio Cair atau Acid Ratio. Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar yang dimiliki. Ratio ini lebih melihat pada komponen aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas, surat berharga, dan piutang. Rumus untuk menghitung Quick Ratio adalah sebagai berikut:
Quick Ratio = [(Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar] x 100%
Dari rumus tersebut, ketika nilai Quick Ratio mencapai 100% atau setara dengan nilai 1, ia sudah dikatakan sebagai perusahaan hebat yang kuat karena memiliki aktiva lancar yang bisa menutup utang lancar. Semakin besar nilai Quick Ratio yang didapat menunjukkan kekuatan perusahaan tersebut. Meski begitu, perusahaan yang sehat tak harus selalu dilihat dari nilai Quick Ratio-nya yang sama dengan 1. Terkadang, nilai di bawah 100% namun sudah mendekati 100% juga bisa mencerminkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka dengan aktiva lancar yang dimiliki.
3.                Cash Ratio
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar ini diharapkan bisa segera dicairkan menjadi uang kas. Kas yang dimaksud di sini setara dengan uang yang ada di perusahaan yang disimpan di kantor maupun bank. Selain itu, ada harta setara kas seperti harta lancar yang mudah dicairkan namun hal ini memiliki dampak dari pengaruh kondisi ekonomi negara bersangkutan. Rumus menghitung nilai Cash Ratio adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar] x 100%
Nilai Cash Ratio yang baik adalah mencapai 100% atau lebih, karena nilai ini akan menggambarkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka menggunakan kas dan harta setara kas. Meski begitu, nilai Cash Ratio di bawah 100% yang mendekati 100% juga bisa dianggap menggambarkan kekuatan perusahaan yang cukup baik dalam menutup utang lancar mereka.
2.1.5 faktor yang mempengaruhi rasio likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang segera dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan daripada ktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun.
Menurut syafrida Hani (2015, hal,121) menyatakan bahwa :
“faktor-faktor yang dapat mempengaruhi likuiditas adalah unsur pembentuk likuiditas itu sendiri yakni bagian dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, termasuk perputaran kas, dan arus kas operasi, ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth opportunities), keragaman arus kas operasi, rasio utang atau struktur utang.”
Menurut S. Munawir (2007, hal.77) menyatakan bahwa analisis current ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1)      Distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancer
2)      Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar
3)      Syarat yang diberikan oleh Kreditor kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kreadit yang diberikan oleh perusahaan.
4)      Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo pihutang yang cukup besar tetapi pihutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.
5)      Kemungkinan perubahan aktiva lancar
6)      Perubahan persedian dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau dimasa yang akan datang, yang mungkin adanya over invesment dalam persedian
7)      Kebutuhan jumlah modal kerja
8)      Type atau jenis perusahaan.
2.2 Rasio profitabilitas
2.2.1 pengertian rasio profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham, 2001:89). Untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan (Profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.
Terdapat beberapa cara pengukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Masing-masing pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total assets dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan penganalisis untuk menganalisis tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan jumlah investasi tertentu.
Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Dengan demikian, rasio profitabilitas akan mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dalam keuntungan/laba yang diperoleh dari penjualan dan investasi.
2.2.2     jenis jenis rasio profitabilitas
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:
Gross Profit Margin
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus:
Net Profit Margin
3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
                                                                                                                                    
Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19):
·   Asset Turnover 
·   Operating Provit Margin 
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
Operating Profit Margin

4. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

Return on Investment dihitung dengan rumus:
Return on Investment

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
5. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah  rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).  ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:
Return on Equity
6. Earning per share (EPS)
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per shareEarning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:



2.2.3 DuPont Profitabilitas
Sistem DuPont (DuPont System) dalam analisis keuangan telah dikenal luas dalam pengukuran kinerja tingkat kemapuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Profitabilitas). DuPont System dapat dilihat return on investment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut.

Tingkat pengembalian invstasi (return on investment, ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva (assets) yang tersedia di dalam perusahaan

Gambar Bagan DuPont System

Pada bagan DuPont di atas, ROI diturunkan dari dua faktor, yaitu profit margin dan tumover assets. Profit margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu produk, relatif terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. profit margin merupakan selisih antara harga jual dengan biaya-biaya produksi dan pemasaran. Dengan demikian, selain ditentukan oleh harga jual, profit margin ditentukan pula oleh biaya-biaya. Pengeluaran perusahaan bagi supplier merupakan komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan atas faktor-faktor produksi yang dipasok, baik material maupun tenaga kerja. Total assets turnover merupakan rasio yang mencerminkan tingkat efisiensi dalam penggunaan asset - asset perusahaan pada proses produksi. Total assets turnover menggunakan seberapa besar penjualan dapat diupayakan perusahaan dengan menggunakan sejumlah asset tertentu.
ROI dapat meningkat jika margin laba dan perputaran total aktiva meningkat. Margin laba dan turunannya merupakan kinerja operasi yang dapat meningkat jika HPP (harga pokok produksi), biaya penjualan, administrasi dan umum, biaya bunga dan pajak turun. Total aktiva dan turunannya merupakan kinerja investasi, dapat meningkat jika perputaran piutang dagang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap meningkat. Equity multiplier dan turunnya merupakan kinerja pendanaan (financing), dapat meningkat jika hutang jangka panjang/aktiva dan perputaran hutang dagang turun; current ratio, quick ratio, dan interest coverage meningkat.

2.2.4 tujuan dan manfaat rasio profitabilitas
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2013:197) yaitu:
a.    Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
b.    Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c.    Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
d.    Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
e.    Untuk mengukur seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri
f.     Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri
g.    dan tujuan lainnya.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh menurut Kasmir (2013:198) adalah:
a.    Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaandalam satu periode
b.    Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
c.    Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
d.    Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
e.    Mengentahui seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

2.3 rasio rentabilitas
2.3.1 pengertian rasio rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
      Rentabilitas ekonomi merupakan cara yang tepat untuk mengetahui tentang efesien tidaknya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada. Analisis Rentabilitas Ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan dana. Analisis ini menyatakan bahwa dana bisa dipergunakan kalau tingkat bunga dana tersebut lebih kecil dari rentabilitas ekonomi yang mungkin diperoleh karena penggunaan hutang tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi juga dipergunakan untuk menunjukan peningkatan resiko karena penggunaan dana yang makin besar. Untuk perusahaan, perhitungan rentabilitas ekonominya merupakan perbandingan antara dana yang dikeluarkan dan bunga dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan laba, baik dengan menggunakan data eksternal maupun dengan data internal. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase. Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan kemampuan menggunakan aktiva yang produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut.
            Salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah rentabilitas. Rentabilitas menurut Sutrisno (2003 : 18) bahwa : “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.
Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal asing, oleh karena itu untuk mengukur besarnya rentabilitas (Sutrisno, 2003 : 5) adalah :
                                      Laba
Rentabilitas     =        ----------------  x 100%
                                 Total Modal
Pengertian lain tentang rentabilitas dikemukakan pula oleh Alma (2000 : 247) yang menyatakan bahwa pengertian rentabilitas mencakup dua hal yaitu :
1. Rentabilitas badan usaha ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yang ada. Pendapatan ini ialah pendapatan netto sesudah dikurangi pajak.
2. Rentabilitas perusahaan ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yang dipakai dalam perusahaan. Ada dua jenis kekayaan yang terpakai dalam perusahaan, yaitu kekayaan sendiri dan kekayaan atas pinjaman.
 Sedangkan pengertian Rentabilitas Ekonomi menurut Husnan (2004:73) adalah : “ Rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan karena hasil operasi yang diukur maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak “
Rentabilitas ekonomi menurut Riyanto (2001:36), Bahwa : “ Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dandinyatakan dalam persentase “.
Demikian pula pandangan mengenai laba adalah sebagai hasil kerjasama antara modal sendiri dengan modal asing. Pandangan lain menyatakan bahwa laba adalah hasil dari modal sendiri dikurangi modal asing. 
Pandangan yang pertama menimbulkan pengertian rentabilitas ekonomi, atau return on investment, yaitu perbandingan antara :
1. Laba yang diperoleh dalam perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga modal asing.
2. Modal asing ditambah modal sendiri yang terpakai dalam perusahaan.
            Pandangan kedua menimbulkan pengertian rentabilitas modal sendiri atau return on equity, yaitu perbandingan antara laba dikurangi pajak dan bunga modal asing dengan kekayaan sendiri yang terpakai dalam perusahaan.
Perhitungan rentabilitas sering digunakan sebagai alat pengukur untuk mengetahui apakah perusahaan telah efisien menggunakan modalnya. Untuk mengukur ini, maka rentabilitas perusahaan dapat dibandingkan menurut waktu tahun yang lalu dan tahun sekarang atau dapat juga dibandingkan dengan usaha sejenis lainnya.
           Menurut Riyanto (2001:36) faktor-faktor yang mempengaruhi rate of return (Rentabilitas) adalah: 
1. Volume penjualan 
Salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya-biaya akan tertutup juga. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengefektifkan modal untuk mengembangkan usahanya. 
2. Efisiensi penggunaan biaya 
Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai secara tidak langsung pula akan mempengaruhi tingkat rentabilitas. 
3. Profit margin 
Profit margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan. 


4. Struktur modal perusahaan 
Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan yang terutama pada hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.
         Adapun beberapa cara untuk meningkatkan rentabilitas perusahaan antara lain seperti :
1. Menaikkan profit margin yaitu dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales lebih besar daripada kenaikan operating expenses.
2. Menaikkan profit margin dengan mengusahakan penurunan sales dengan harapan hal ini disertai dengan turunnya operating expenses yang jauh lebih besar.
3. Menaikkan turnover of operating assets yaitu dengan mengusahakan kenaikan net sales yang jauh lebih besar daripada kenaikan operating assets.
4. Menaikkan turnover of operating assets dengan menurunkan net sales dengan harapan operating assets dapat diturunkan lebih banyak.
5. Menaikkan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets yaitu mengusahakan kenaikan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets.

2.3.2 macam macam rasio rentabilitas
1.    Rentabilitas Ekonomi
Menurut Bambang Riyanto (2011:33) bahwa:
“Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase.”
Oleh karena itu, pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi penggunaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital assets). Dengan demikian yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan efek) tidak diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income)
2.    Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut.
Menurut Bambang Riyanto (2011:44) bahwa:
“Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.”

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas
Menurut Bambang Riyanto (2011:37) tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor:
1.    Profit margin
Profit margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih yang dinyatakan dalam persentase.

              Profit Margin=(Net Operating Income)/(Net Sales)×100%

Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating espenses (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum), selisih mana dinyatakan dalam presentase dari net sales.
Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net perating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha.
2.    Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva)
Turnover of operating assets adalah kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover assets dapat ditentukan dengan membagi net sales engan operating assets.

        Turnover of Operating Assets=(Net Sales)/(Operating Assets)×100%

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales, sedangkan operating assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya earning power. Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya earning power.

2.4     rasio aktivitas
2.4.1             pengertian rasio aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas

Dalam praktik rasio aktivitas yang diguanakan perusahaan memlii beberapan tujuan yang hendak dicapai, antara lain:

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2.Untuk menghitung hari rata-rata penagihan hutang ( day of receivable) dimana hasil perhitungan ini menujukan jumlah hari (beberapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3.Untuk menghitungan beberapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4.Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam modal kerja berputar dalam satu peride atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan ( working capital turn over).
5.Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamakan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
6.Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.
Kemudian disamping tujuan yang ingin dicapai, ada bebrapa Manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas yakni sebagai berikut :

1.  Dalam bidang piutang
Perusahaan atau manajeman dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama periode.  Manjeman dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of receivable).
2. Dalam bidang sediaan
Manajeman dapat mengetahui hari rata-rata sedian tersimpan dalam gudang. Hal ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industry.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjulan
Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjulan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
4.Dalam bidang akitva dan penjualan
Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Manajeman dapat mengetahui penggunaan suatu aktivitas perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

2.4.3     jenis jenis rasio aktivitas
1.    Perputaran Piutang ( Receivable turn over )
Merupakan rasio yang digunakan utnuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menujukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah ( bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika  rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang  dan kesuksesan penagihan piutang.
Receivable turn over           =  Pejualan kredit
                                                   Piutang    

2. Perputaran sediaan ( Inventory turn over )
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kalia dana yang ditanam dalam seidaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode . Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over.) dapat diaratikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menujukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikan pula sebaliknya.
Inventory turn over = penjualan
                                    Sediaan

3. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turn Over)
Merupakan salah satu ratio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal
 kerja perusahaanberputar  selama suatu periode atau dalam suatu periode . Untuk mengukur  rasio ini kita membadingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian, apanila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini  mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang  teralalu kecil
Perputan Modal kerja = Penjualan Bersih
                                         Modal Kerja    

4.Perputaran Aktiva tetap ( Fixed asset turn over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bebrapa kali dana yang ditannamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode.
   Fixed asset turn over =          Penjualan     
                                              Total Aktiva Tetap

5. Perputaran aktiva ( Total Assets turn over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjulan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva
Total Assets turn over =    Penjualan
                                         Total aktiva














BAB III PENUTUP
3.1        kesimpulan
1.    Setiap perusahaan memerlukan analisis keuangan terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat
2.    Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan  dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio analisis keuangan dibagi menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Analisanya dapat diukur dengan cara menghitung gross profit margin, net profit margin, operating income margin, rentabilitas ekonomi, return on investment, return on equity, dan earning per share, rasio aktivitas.







DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TENTANG HAK DAN KEWAJIABAN WARGA NEGARA

MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA II Rekrutmen dan seleksi

MAKALAH TENTANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0