Rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
Makalah
“Rasio
keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan”
Oleh
MANAJEMEN06
- 2016
FAKHIRAH
UMAR 105721121116
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
PRODI
MANAJEMEN
2017/2018
Kata pengantar
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah swt , yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan tema “rasio keuangan untuk menilai kerja keuangan perusahaan”. Makalah ini telah saya susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah “rasio keuangan untuk menilai kerja keuangan perusahaan” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamualaikum wr. Wb
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah “rasio keuangan untuk menilai kerja keuangan perusahaan” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamualaikum wr. Wb
Makassar, desember 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 latar belakang
………………………………………………….……....………5
1.2 rumusan masalah …………………………………………….………………. 6
1.3 tujuan
………………………………………………………….……...………...6
BAB II Pembahasan
A.
pengertian rasio keuangan …………………………………………………..7
B.
tujuan rasio keuangan ………………………………………………………..8
C.
analisis rasio keuangan ………………………………………………………9
2.1 rasio likuiditas
2.1.1 pengertian rasio likuiditas ……………………..………………………10
2.1.2 fungsi rasio likuiditas …………………………………………………….10
2.1.3 komponen rasio likuiditas ……………….………………………………11
2.1.4 jenis jenis rasio likuiditas ……………………………………….……...11
2.1.5
faktor yang mempengaruhi rasio likuiditas …………………………..…13
2.2 rasio profitabilitas
2.2.1 pengertian rasio profitalitas …………………..………………………….14
2.2.2
jenis jenis rasio profitalitas …………………………………………….…15
2.2.3. DuPont
Profitabilitas ……………………………………………………..20
2.2.4
tujuan dan manfaat rasio profitalitas ……………………………………21
2.3 rasio rentabilitas
2.3.1 pengertian rasio rentabilitas……………………………………………..22
2.3.2 jenis jenis rasio rentabilitas……………………………………………...26
2.3.3 faktor
yang mempengaruhi ……………………………………………..27
2.4 rasio
aktivitas
2.4.1
pengertian rasio aktivitas ………………………………………………...28
2.4.2
tujuan dan manfaat rasio aktivitas …………………………………..….29
2.4.3
jenis jenis rasio aktivitas …………………………………………………30
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan ……………………………………………………………….…33
Daftar
pustaka
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Perkembangan dunia usaha di Indonesia
yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan
melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya
pesaing disetiap
saat, maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik
dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang
dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta
berpengaruh pula pada penialaian perusahaan keseluruhannya (Moeljadi, 2006).
Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan
manajemen keuangan dengan baik, Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien,
sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta
keberadaan perusahaan.
Selain
manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap
laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi
masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan
tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi
keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan melalui alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan terutama pada rasio likuiditas,
profitabilitas,rentabilitas, dan aktivitas.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian, tujuan dan analisis
rasio keuangan?
2.
Apa
pengertian,fungsi,komponen dan pengukuran, dan factor yang mempengaruhi rasio
likuiditas?
3.
Apa
pengertian, jenis jenis, dupoint, tujuan dan manfaat rasio profitabilitas?
4.
Apa
pengertian, jenis jenis dan factor yang mempengaruhi rasio rentabilitas?
5.
Apa
pengertian, tujuan, dan jenis jenis rasio aktivitas?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian, tujuan dan analisis rasio keuangan
2.
Untuk
mengetahui pengertian,fungsi,komponen,pengukuran dan factor yang mempengaruhi rasio
likuiditas
3.
Untuk
mengetahui pengertian, jenis jenis, dupoint, tujuan dan manfaat rasio
profitabilitas
4.
Untuk
mengetahui pengertian, jenis jenis dan factor yang mempengaruhi rasio
rentabilitas
5.
Untuk
mengetahui pengertian, tujuan, dan jenis jenis rasio aktivitas
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Laporan Keuangan
Standar
akuntansi keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tsb, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga. (2007:2)
Standar Akuntansi
Keuangan, menjelaskan bahwa informasi laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna
bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi (2007: 3).
Menurut Munawir
yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah:
“Dua daftar yang
disusun oleh akuntan
pada akhir periode
untuk suatu perusahaan,
kedua daftar itu
adalah neraca atau
daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar laba-rugi. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari
Neraca dan Perhitungan
laba-rugi serta laporan perubahan
Modal, dimana neraca menunjukkan / menggambarkan jumlah
aktiva, hutang dan modal
dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu, sedangkan
perhitungan laba-rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi
pada periode tertentu
dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan
yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan” (2001: 5).
B.
Tujuan Laporan Keuangan
Penyajian laporan
keuangan oleh suatu
perusahaan dimaksudkan untuk
memberikan informasi kuantitatif
mengenai keadaan keuangan perusahaan tersebut. Tujuan laporan
keuangan menurut SFAC (Statement of
Financial Accounting Concept)
yang dikutip oleh
Zaki Baridwan (1996: 3), yang menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan
informasi yang :
a.
Berguna bagi
investor yang ada
dan potensial dan
pemakai lainya dalam membuat keputusan
untuk investasi, pemberian
kredit dan keputusan lainnya.
b.
Dapat
membantu investor dan kreditur yang ada dan pemakai lainnya untuk menaksir
jumlah, waktu dan
ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang.
c.
Menunjukkan sumber-sumber
ekonomi dari suatu
perusahaan klaim atas
sumber-sumber tersebut dan
pengaruh dari transaksi- transaksi, kejadian-kejadian dan
keadaan-keadaan yang
mempengaruhi sumber-sumber dan
klaim atas sumber-sumber tersebut
Menurut IAI (2004) dinyatakan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.
Menyediakan
informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b.
Memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar
pemakai untuk pengambilan
keputusan ekonomi dan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa
yang telah lalu dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
c.
Menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan.
C.
Analisis rasio keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan, yang terdiri
dari neraca, laporan
laba-rugi dan perubahan posisi keuangan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih
dan dianalisis lebih lanjut
sehingga dapat diperoleh data
yang mendukung keputusan
yang diambil. Analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses
untuk membantu dalam menilai posisi
keuangan dalam suatu
organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari
keuntungan / laba. analisis laporan keuangan
adalah suatu proses untuk
memperoleh informasi mengenai
posisi keuangan yang bertujuan menilai
dan mengukur kinerja
perusahaan pada masa mendatang.
Analisis rasio keuangan akan
memberikan penilaian atas dasar data dan informasi yang diperoleh dan juga
laporan keuangan, yang ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio atau presentase. Dan
akan dijelaskan secara rinci sbagai berikut:
2.1 Rasio likuiditas
2.1.1 pengertian rasio
likuiditas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) likuiditas adalah perihal
yang menggambarkan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk
melunasi atau membayar kewajiban hutang tepat pada waktu jatuh temponya.
Rasio Likuiditas adalah rasio
atau perbandingan yang bisa memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban yang dimilikinya. Kewajiban tersebut biasanya dalam bentuk utang
jangka pendek. Ketika perusahaan tersebut memiliki rasio likuiditas yang baik,
artinya ia memiliki kemampuan dalam melunasi utang jangka pendek tersebut,
perusahaan tersebut akan disebut sebagai ‘Perusahaan yang Likuid’. Sedangkan
jika ternyata dalam hasil perhitungan rasionya ia dinilai tidak memiliki
kemampuan cukup untuk melunasi utang jangka pendek, perusahaan tersebut akan
menyandang gelar ‘Ilikuid’.
2.1.2
Fungsi likuiditas
Likuiditas memiliki beberapa fungsi
utama bagi perusahaan diantaranya:
1.
Media
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
2.
Sebagai
antisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak
3.
Memudahkan
nasabah (bagi lembaga keuangan atau bank) yang ingin melakukan penarikan dana.
4.
Sebagai
point penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi
atau usaha lain yang menguntungkan.
5.
Sebagai
barometer dalam melakukan proyeksi posisi keuangan dimasa depan.
6.
Meninjau
kondisi perusahaan, permasalahan terkait operasional atau keuangan dalam
manajemen.
7.
Alat
ukur untuk melakukan efisiensi pada departemen perusahaan.
2.1.3 Komponen Dasar Likuiditas
engle dan Lange menyatakan bahwa
Likuiditas memiliki tiga komponen dasar yang saling berkaitan satu dengan
lainnya guna menjaga tingkat likuiditas dan kestabilan ekonomi perusahaan atau
organisasi. yaitu kerapatan, kedalaman, dan resiliensi.
1. Kerapatan, merupakan
gap yang terjadi dalam harga yang disetujui dengan harga normal suatu barang.
2.Kedalaman, merupakan
jumlah ataupun volume produk yang dijual dan dibeli pada tingkat harga
tertentu.
3. Resiliensi, adalah
kecepatan perubahan harga menuju harga efisien setelah berlangsungnya
penyimpangan ataupun ketidakstabilan harga.
2.1.4
jenis jenis rasio likuiditas
Rasio
likuiditas bukan merupakan rasio tunggal. Ada beberapa jenis rasio yang
termasuk dalam rasio likuiditas, di antaranya:
1. Current Ratio
Current
Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan utang
lancar. Rasio ini akan memproyeksikan kemampuan perusahaan yang dilambangkan
dengan aktiva lancar dalam menutup utang lancar yang dimiliki. Beberapa hal
yang tergolong dalam aktiva lancar adalah kas, piutang, persediaan, dan
beberapa aktiva lain. Sementara itu yang termasuk dalam utang lancar antara
lain utang dagang dan wesel, utang bank, utang gaji, dan sebagainya. Rumus
untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
Current
Ratio = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%
Dari
rumus tersebut, ketika nilai Current Ratio mencapai 100% atau setara dengan
nilai 1, artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk menutup utang
lancar dengan aktiva lancar yang nilainya sama. Maka, semakin besar nilai
Current Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan yang juga semakin besar dan
mampu dalam menutup utang lancar.
2. Quick Ratio
Disebut
juga dengan Ratio Cair atau Acid Ratio. Quick Ratio
adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang
lancar yang dimiliki. Ratio ini lebih melihat pada komponen aktiva lancar yang
lebih likuid seperti kas, surat berharga, dan piutang. Rumus untuk menghitung
Quick Ratio adalah sebagai berikut:
Quick
Ratio = [(Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar] x 100%
Dari
rumus tersebut, ketika nilai Quick Ratio mencapai 100% atau setara dengan nilai
1, ia sudah dikatakan sebagai perusahaan hebat yang kuat karena memiliki aktiva
lancar yang bisa menutup utang lancar. Semakin besar nilai Quick Ratio yang
didapat menunjukkan kekuatan perusahaan tersebut. Meski begitu, perusahaan yang
sehat tak harus selalu dilihat dari nilai Quick Ratio-nya yang sama dengan 1.
Terkadang, nilai di bawah 100% namun sudah mendekati 100% juga bisa
mencerminkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka dengan
aktiva lancar yang dimiliki.
3.
Cash
Ratio
Cash
Ratio adalah perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan utang
lancar. Aktiva lancar ini diharapkan bisa segera dicairkan menjadi uang kas.
Kas yang dimaksud di sini setara dengan uang yang ada di perusahaan yang
disimpan di kantor maupun bank. Selain itu, ada harta setara kas seperti harta
lancar yang mudah dicairkan namun hal ini memiliki dampak dari pengaruh kondisi
ekonomi negara bersangkutan. Rumus menghitung nilai Cash Ratio adalah sebagai
berikut:
Cash
Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar] x 100%
Nilai
Cash Ratio yang baik adalah mencapai 100% atau lebih, karena nilai ini akan
menggambarkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka menggunakan
kas dan harta setara kas. Meski begitu, nilai Cash Ratio di bawah 100% yang
mendekati 100% juga bisa dianggap menggambarkan kekuatan perusahaan yang cukup
baik dalam menutup utang lancar mereka.
2.1.5 faktor
yang mempengaruhi rasio likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang
segera dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal
dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan
perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan daripada ktiva
tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun.
Menurut syafrida Hani (2015,
hal,121) menyatakan bahwa :
“faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi likuiditas adalah unsur pembentuk likuiditas itu sendiri yakni
bagian dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, termasuk perputaran kas, dan arus kas operasi, ukuran
perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth
opportunities), keragaman arus kas
operasi, rasio utang atau struktur utang.”
Menurut S. Munawir (2007, hal.77)
menyatakan bahwa analisis current ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut :
1) Distribusi atau proporsi dari pada
aktiva lancer
2) Data trend daripada aktiva lancar
dan hutang lancar
3) Syarat yang diberikan oleh Kreditor
kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kreadit yang
diberikan oleh perusahaan.
4) Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva
lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo pihutang yang cukup
besar tetapi pihutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga
nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.
5) Kemungkinan perubahan aktiva lancar
6) Perubahan persedian dalam
hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau dimasa yang akan datang, yang
mungkin adanya over invesment dalam
persedian
7) Kebutuhan jumlah modal kerja
8) Type atau jenis perusahaan.
2.2 Rasio
profitabilitas
2.2.1
pengertian rasio profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih
dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham, 2001:89). Untuk dapat
menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan
menguntungkan (Profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi
perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik perusahaan dan
terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan
keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi
masa depan perusahaan.
Terdapat beberapa cara pengukuran
yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Masing-masing
pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total assets dan modal
sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan
penganalisis untuk menganalisis tingkat earning dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan jumlah investasi tertentu.
Rasio profitabilitas bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan
penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Dengan demikian, rasio
profitabilitas akan mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
sebagaimana ditunjukkan dalam keuntungan/laba yang diperoleh dari penjualan dan
investasi.
2.2.2
jenis
jenis rasio profitabilitas
1. Gross Profit Margin
(Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur
efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).
Gross profit margin dihitung dengan formula:
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).
Gross profit margin dihitung dengan formula:
2. Net Profit Margin
(Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih
setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin
semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus:
Net profit margin dihitung dengan rumus:
3. Rentabilitas Ekonomi/ daya
laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan
perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi
mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan
tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
Rentabilitas ekonomi dapat
ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover.
Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19):
· Asset Turnover
· Operating Provit Margin
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba
usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang
menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap
rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).
Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
4. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
Return on Investment dihitung dengan rumus:
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
Return on Investment dihitung dengan rumus:
Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
5. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba
bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan
suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen)
atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
Return on equity dapat dihitung dengan formula:
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
Return on equity dapat dihitung dengan formula:
6. Earning per share (EPS)
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan
berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri,
2008:306).
Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.
Earning per share dihitung dengan rumus:
Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.
Earning per share dihitung dengan rumus:
2.2.3
DuPont
Profitabilitas
Sistem DuPont (DuPont System) dalam
analisis keuangan telah dikenal luas dalam pengukuran kinerja tingkat kemapuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Profitabilitas). DuPont System dapat
dilihat return on investment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara
keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets
di dalam menghasilkan keuntungan tersebut.
Tingkat pengembalian invstasi
(return on investment, ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
(assets) yang tersedia di dalam perusahaan
Gambar
Bagan DuPont System
Pada bagan DuPont di atas, ROI
diturunkan dari dua faktor, yaitu profit margin dan tumover assets. Profit
margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu
produk, relatif terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
tersebut. profit margin merupakan selisih antara harga jual dengan biaya-biaya
produksi dan pemasaran. Dengan demikian, selain ditentukan oleh harga jual,
profit margin ditentukan pula oleh biaya-biaya. Pengeluaran perusahaan bagi
supplier merupakan komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan atas
faktor-faktor produksi yang dipasok, baik material maupun tenaga kerja. Total
assets turnover merupakan rasio yang mencerminkan tingkat efisiensi dalam penggunaan
asset - asset perusahaan pada proses produksi. Total assets turnover
menggunakan seberapa besar penjualan dapat diupayakan perusahaan dengan
menggunakan sejumlah asset tertentu.
ROI dapat meningkat jika margin laba
dan perputaran total aktiva meningkat. Margin laba dan turunannya merupakan
kinerja operasi yang dapat meningkat jika HPP (harga pokok produksi), biaya
penjualan, administrasi dan umum, biaya bunga dan pajak turun. Total aktiva dan
turunannya merupakan kinerja investasi, dapat meningkat jika perputaran piutang
dagang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap meningkat. Equity
multiplier dan turunnya merupakan kinerja pendanaan (financing), dapat
meningkat jika hutang jangka panjang/aktiva dan perputaran hutang dagang turun;
current ratio, quick ratio, dan interest coverage meningkat.
2.2.4
tujuan dan manfaat rasio profitabilitas
Tujuan
penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar
perusahaan menurut Kasmir (2013:197) yaitu:
a. Untuk mengukur
atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
b. Untuk menilai
posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Untuk menilai
perkembangan laba dari waktu ke waktu
d. Untuk menilai
besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
e. Untuk mengukur
seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri
f. Untuk mengukur
produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri
g. dan tujuan
lainnya.
Sementara itu,
manfaat yang diperoleh menurut Kasmir (2013:198) adalah:
a. Mengetahui
besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaandalam satu periode
b. Mengetahui
posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
c. Mengetahui
perkembangan laba dari waktu ke waktu
d. Mengetahui
besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
e. Mengentahui
seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri
2.3 rasio rentabilitas
2.3.1 pengertian rasio rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas ekonomi merupakan cara yang tepat untuk mengetahui tentang
efesien tidaknya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada. Analisis
Rentabilitas Ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan dana. Analisis ini
menyatakan bahwa dana bisa dipergunakan kalau tingkat bunga dana tersebut lebih
kecil dari rentabilitas ekonomi yang mungkin diperoleh karena penggunaan hutang
tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi juga dipergunakan untuk menunjukan peningkatan
resiko karena penggunaan dana yang makin besar. Untuk perusahaan, perhitungan
rentabilitas ekonominya merupakan perbandingan antara dana yang dikeluarkan dan
bunga dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba dan dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas adalah kemampuan dalam
menghasilkan laba, baik dengan menggunakan data eksternal maupun dengan data
internal. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa
rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase. Rentabilitas suatu koperasi
diukur dengan kesuksesan koperasi dan kemampuan menggunakan aktiva yang
produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan
membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah
aktiva atau modal koperasi tersebut.
Salah satu ukuran utama
keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah rentabilitas.
Rentabilitas menurut Sutrisno (2003 : 18) bahwa : “Rentabilitas adalah
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang
bekerja didalamnya.
Semua modal yang bekerja di dalam
perusahaan adalah modal sendiri dan modal asing, oleh karena itu untuk mengukur
besarnya rentabilitas (Sutrisno, 2003 : 5) adalah :
Laba
Rentabilitas
= ---------------- x 100%
Total Modal
Pengertian lain tentang rentabilitas
dikemukakan pula oleh Alma (2000 : 247) yang menyatakan bahwa pengertian
rentabilitas mencakup dua hal yaitu :
1. Rentabilitas badan usaha ialah
perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yang ada. Pendapatan
ini ialah pendapatan netto sesudah dikurangi pajak.
2. Rentabilitas perusahaan ialah
perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yang dipakai dalam
perusahaan. Ada dua jenis kekayaan yang terpakai dalam perusahaan, yaitu
kekayaan sendiri dan kekayaan atas pinjaman.
Sedangkan pengertian Rentabilitas Ekonomi
menurut Husnan (2004:73) adalah : “ Rasio yang mengukur kemampuan aktiva
perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan karena hasil operasi yang
diukur maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak “
Rentabilitas ekonomi menurut Riyanto
(2001:36), Bahwa : “ Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dandinyatakan dalam persentase “.
Demikian pula pandangan mengenai
laba adalah sebagai hasil kerjasama antara modal sendiri dengan modal asing.
Pandangan lain menyatakan bahwa laba adalah hasil dari modal sendiri dikurangi
modal asing.
Pandangan yang pertama menimbulkan
pengertian rentabilitas ekonomi, atau return on investment, yaitu perbandingan
antara :
1. Laba yang diperoleh dalam
perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga modal asing.
2. Modal asing ditambah modal
sendiri yang terpakai dalam perusahaan.
Pandangan kedua menimbulkan
pengertian rentabilitas modal sendiri atau return on equity, yaitu perbandingan
antara laba dikurangi pajak dan bunga modal asing dengan kekayaan sendiri yang
terpakai dalam perusahaan.
Perhitungan rentabilitas sering
digunakan sebagai alat pengukur untuk mengetahui apakah perusahaan telah
efisien menggunakan modalnya. Untuk mengukur ini, maka rentabilitas perusahaan
dapat dibandingkan menurut waktu tahun yang lalu dan tahun sekarang atau dapat
juga dibandingkan dengan usaha sejenis lainnya.
Menurut Riyanto (2001:36)
faktor-faktor yang mempengaruhi rate of return (Rentabilitas) adalah:
1. Volume penjualan
Salah satu indikator untuk
mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah penjualan. Dengan semakin
bertambahnya penjualan maka akan menaikan volume pendapatan yang diperoleh
perusahaan sehingga biaya-biaya akan tertutup juga. Hal ini mendorong
perusahaan untuk mengefektifkan modal untuk mengembangkan usahanya.
2. Efisiensi penggunaan biaya
Modal yang diperoleh perusahaan
untuk mengembangkan usahanya harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara
terbuka. Dengan kata lain penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang
tepat dengan pengeluaran yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai
secara tidak langsung pula akan mempengaruhi tingkat rentabilitas.
3. Profit margin
Profit margin adalah laba yang
diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin digunakan untuk mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan berkaitan dengan
penjualan perusahaan.
4. Struktur modal perusahaan
Struktur modal adalah pembiayaan
pembelanjaan permanen perusahaan yang terutama pada hutang jangka panjang,
saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka
pendek.
Adapun beberapa cara untuk
meningkatkan rentabilitas perusahaan antara lain seperti :
1. Menaikkan profit margin yaitu
dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales lebih besar daripada kenaikan
operating expenses.
2. Menaikkan profit margin dengan
mengusahakan penurunan sales dengan harapan hal ini disertai dengan turunnya
operating expenses yang jauh lebih besar.
3. Menaikkan turnover of operating
assets yaitu dengan mengusahakan kenaikan net sales yang jauh lebih besar
daripada kenaikan operating assets.
4. Menaikkan turnover of operating
assets dengan menurunkan net sales dengan harapan operating assets dapat
diturunkan lebih banyak.
5. Menaikkan profit margin dan
sekaligus turnover of operating assets yaitu mengusahakan kenaikan profit
margin dan sekaligus turnover of operating assets.
2.3.2 macam macam rasio rentabilitas
1.
Rentabilitas Ekonomi
Menurut
Bambang Riyanto (2011:33) bahwa:
“Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase.”
Oleh karena
itu, pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi
penggunaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
laba.
Modal yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital assets). Dengan
demikian yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam
efek (kecuali perusahaan efek) tidak diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu
yang disebut laba usaha (net operating
income)
2.
Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas
modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri disuatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut.
Menurut Bambang
Riyanto (2011:44) bahwa:
“Rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang
bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.”
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas
Menurut Bambang
Riyanto (2011:37) tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua
faktor:
1.
Profit margin
Profit margin
adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih yang dinyatakan
dalam persentase.
Profit
Margin=(Net Operating Income)/(Net Sales)×100%
Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating
espenses (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan +
biaya umum), selisih mana dinyatakan dalam presentase dari net sales.
Besar kecilnya profit margin pada setiap
transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor yaitu net sales dan laba usaha. Besar
kecilnya laba usaha atau net perating income tergantung kepada pendapatan dari
sales dan besarnya biaya usaha.
2.
Turnover
of operating assets (tingkat perputaran aktiva)
Turnover of operating assets adalah kecepatan perputaran
operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover assets dapat ditentukan
dengan membagi net sales engan operating assets.
Turnover
of Operating Assets=(Net Sales)/(Operating Assets)×100%
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar
kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales, sedangkan operating assets
turnover dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat
kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu.
Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating assets
turnover menentukan tinggi rendahnya earning power. Oleh karena itu makin
tinggi tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau
keduanya akan mengakibatkan naiknya earning power.
2.4 rasio aktivitas
2.4.1
pengertian
rasio aktivitas
Rasio aktivitas
adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua
sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan
dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan
lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
2.4.2
Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas
Dalam
praktik rasio aktivitas yang diguanakan perusahaan memlii beberapan tujuan yang
hendak dicapai, antara lain:
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam
satu periode.
2.Untuk
menghitung hari rata-rata penagihan hutang ( day of receivable) dimana
hasil perhitungan ini menujukan jumlah hari (beberapa hari) piutang tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih.
3.Untuk
menghitungan beberapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4.Untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam modal kerja berputar dalam satu
peride atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan ( working capital turn over).
5.Untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamakan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode.
6.Untuk
mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.
Kemudian disamping tujuan yang ingin
dicapai, ada bebrapa Manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas yakni
sebagai berikut :
1. Dalam bidang piutang
Perusahaan
atau manajeman dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama
periode. Manjeman dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan
piutang (days of receivable).
2. Dalam bidang sediaan
Manajeman
dapat mengetahui hari rata-rata sedian tersimpan dalam gudang. Hal ini
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industry.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjulan
Manajeman
dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjulan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan.
4.Dalam
bidang akitva dan penjualan
Manajeman
dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode. Manajeman dapat mengetahui penggunaan suatu aktivitas
perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.
2.4.3
jenis
jenis rasio aktivitas
1. Perputaran Piutang ( Receivable
turn over )
Merupakan rasio yang digunakan utnuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi
rasio menujukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah
( bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi
perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over
investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang
memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan
piutang.
Receivable turn over
= Pejualan
kredit
Piutang
Piutang
2. Perputaran
sediaan ( Inventory turn over )
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kalia dana yang ditanam dalam
seidaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode . Rasio ini dikenal dengan
nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over.) dapat diaratikan
pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menujukan berapa kali jumlah
barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek
demikan pula sebaliknya.
Inventory turn
over = penjualan
Sediaan
3. Perputaran
modal kerja ( Working Capital Turn Over)
Merupakan
salah satu ratio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal
kerja
perusahaanberputar selama suatu periode atau dalam suatu periode . Untuk
mengukur rasio ini kita membadingkan antara penjualan dengan modal kerja
atau dengan modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian, apanila perputaran
modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal
kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan
atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika
perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran
persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang teralalu kecil
Perputan
Modal kerja = Penjualan Bersih
Modal Kerja
4.Perputaran Aktiva tetap ( Fixed
asset turn over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur bebrapa kali dana yang ditannamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah
menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio
ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap
dalam suatu periode.
Fixed asset
turn over = Penjualan
Total
Aktiva Tetap
5. Perputaran
aktiva ( Total Assets turn over)
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjulan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva
Total Assets turn over
= Penjualan
Total aktiva
BAB
III PENUTUP
3.1
kesimpulan
1.
Setiap
perusahaan memerlukan analisis keuangan terhadap laporan keuangan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan
perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, serta mengambil
keputusan yang cepat dan tepat
2.
Rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio analisis
keuangan dibagi menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah rasio
rentabilitas atau rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Analisanya dapat diukur
dengan cara menghitung gross profit
margin, net profit margin, operating income margin, rentabilitas
ekonomi, return on investment, return on equity, dan earning
per share, rasio aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar