MAKALAH TENTANG PENGERTIAN IDGHAM DAN ISIM



MAKALAH
TENTANG
“PENGERTIAN IDGHAM DAN ISIM”
DISUSUN OLEH:
 

KELOMPOK 6
FAKHIRAH UMAR          105721121116
WANDI FATRAH            105721121716
NOVA APRILIAH           105721122016

MANAJEMEN 6 2016
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN  2016/2017




KATA PENGANTAR



          Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian idhom dan isim, serta ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
           Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan  agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.






Makassar, 20  April 2017  

                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI
Kata pengantar .....................................................................................................2
DAFTAR ISI  .......................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN.......................................................................................4
1.1  latar belakang .................................................................................................4
1.2  rumusan masalah ...........................................................................................4
1.3  tujuan .............................................................................................................4     
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian idgham .........................................................................................5   
2.1.1 pengertian idgham ......................................................................................5                                             2.1.2  macam macam idgham ..............................................................................5
2.2 pengertian isim ..............................................................................................6
2.2.1 pengertian isim............................................................................................6                  2.2.2 macam macam isim ....................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan ...................................................................................................11                       3.2  daftar pustaka ..............................................................................................11                                                                                                              


     
          



BAB I

Pendahuluan

1. 1 LATAR BELAKANG
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu Tajwid yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu masyarakat hanya sekedar  membaca tapi tidak mengetahui makna dan mengetahui hukum bacaan dalam Al-Qur’an tersebut.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas tentang ilmu tajwid khususnya “idgham dan isim” karena materi ini masih banyak yang belum memahaminya. Dalam materi Idgham ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara pembacaan Al-Qur’an karena dalam membaca Al-Qur’an Tajwid Mutlak digunakan karena didalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan maka akan salah arti dan makna.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.  Apa yang dimaksud dengan idgham dan izim ?
2.  Apa ciri ciri idgham dan izim ?

1.3 TUJUAN
1.untuk mengetahui apa itu arti dari idgham dan izim
2. untuk mengetahui apa saja ciri ciri dari idgham dan izim





BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IDGHAM

2.1.1 pengertian idgham
 Idgham (اضغام) menurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf. Menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan.

Menurut devenisi diatas dapat di simpulkan bahwa Idgham adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.

    2.1.2. macam macam idgham

1.      Idgham Mutamatsilain
Secara bahasa Idgham Mutamatsilain ialah memasukkan huruf yang sama. Sedangkan menurut istilah ialah hukum tajwid yang terjadi apabila ada dua huruf yang sama dan bertemu secara berurutan, huruf yang pertama mati, sedang yang kedua hidup (berharakat). Contoh: baa` bertemu baa`, taa` bertemu taa`, dzal bertemu dzal, dan seterusnya.
Hukum bacaan ini bias terjadi pada semua huruf hijaiyyah, kecuali pada huruf wawu yang bertemu dengan wawu, dan huruf ya` yang bertemu dengan huruf ya.
v  Cara membaca Idgham Mutamatsilain
Cara membaca bacaan Idgham Mutamatsilain ialah harus dimasukkan, di-idgham-kan, atau ditasydidkan kepada huruf yang kedua.
Contoh:
اِضْرِبْ بِعَصَاكَ   =  Idhribb biashaaka
 وَقَدْ دَخَلُوْا          =  Waqadd dakhaluu.

2.      Idgham Mutajanitsain
Secara bahasa, Idgham Mutajanitsain terdiri dari 2 kata, yakni idgham yang memiliki arti memasukkan, dan juga mutajanitsain yang memiliki arti sejenis. Hukum bacaan ini terjadi karena adanya dua huruf hijaiyyah yang bersifat konsonan (bukan huruf vokal) yang memiliki tempat keluar (makhorijul huruf) yang sama


v  Cara membaca Idgham Mutajanitsain
cara membaca Idgham Mutajanitsain ialah dengan memasukkan huruf pertama kedalam huruf yang kedua.
Contoh
 قُلْ رَبِّ  =  Qur-rabbi
عَبَدْ تُمْ   =  ’abattum
Dan menurut Ibnu ‘Amir yang juga termasuk Idgham mutajanisain, yaitu kata:
هَلَكَ قُلتُمْ     =    Halaqq-qultum

3.      IDGHAM MUTAQARIBAIN

Secara bahasa, Idzgham Mutaqarribain terdiri dari dua huruf, yakni idgham yang berarti memasukkan, dan juga mutaqarribain yang berarti dua yang berdekatan.
Secara istilah, Idzgham Mutaqarribain terjadi apabila:
a)      Huruf tsaa` sukun, bertemu dengan huruf dzal
b)      Huruf baa` sukun, bertemu dengan huruf mim
c)      Huruf baa` sukun, bertemu dengan huruf mim

v  Cara membaca Idzgham Mutaqarribain

Yaitu mengidghamkan sesuatu huruf kedalam huruf yang lain, yang bunyi kedua huruf tsb. hampir sama. Yaitu bila:
 ثْ (mati)   menghadapi  ذ
بْ (mati)   menghadapi  م
قْ (mati)   menghadapi  ك
Contoh:
يَلْهَثْ ذٰلِكَ  =    YalHadzdz-dzaalika
اَلَمْ نَخْلُقْكُمْ  =    Alam nakhlukk-kum


2.2            PENGERTIAN ISIM

2.1.1 Pengertian izim
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلىَ مَعْنًى وَ لَمْ يَقْتَرِنْ بِزَمَنٍ .
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
   (tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).


2.2.2      macam macam izim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.


1.      Isim berdasarkan jenisnya
     dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.
2.      Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim mutsanna dan isim jamak.
Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah, kasroh.                                 Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya َانِatau …َيْنِ untuk mudzakkar dan تَانِ atau تَيْنِ untuk muannats.                                                                                                                     Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّلِمِ), jamak muannats salim (جَمْعُ
3.      Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan isim ma’rifat (khusus).
1.      Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin
                       Contoh : هُدٌى
2.      Isim ma’rifat mencakup enam jenis, yaitu :
1.      Isim dhomir (kata ganti)
2.      Isim isyaroh (kata tunjuk)
3.      Isim maushul (kata sambung)
4.      Isim alam (nama)
5.      Isim munada (yang dipanggil)
6.      Isim idhofat (yang disandarkan)
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini:
  1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لَكُمْ = كُمْ + لَ  dan isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : اَنْتَ ، هُوَ
2.      Isim isyaroh
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( هَـ ) di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( كُمَا ، كَ atau كُمْ ). Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.
Seperti : هُنَا ، هُنَاكَ ، هُنَالِكَ
3.       Isim Maushul ( اِسْمُ الْمَوْصُوْلِ )
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya. Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu مَا (apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِغَيْرِ اِلْعَاقِلِ ) dan مَنْ (siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِِلْعَاقِلِ ).
4.      Isim Alam ( اِسْمُ الْعَلَمِ )
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
  • Isim khos (nama asli)
  • Kunyah ( كُنْيَةٌ ) : julukan
  • Laqob ( لَقَبٌ ) : gelar
5.       Isim Munada ( اِسْمُ الْمُنَادَى )
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.
  • Isim munada mufrod
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).
  • Isim munada mudhofan
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : يَا رَبَّنَا menjadi رَبَّنَا
  • Isim munada khusus lafdzul jalalah (اَللهُ)
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat يَا اَللهُ dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : اَللّهُمَّ
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” لا ” ataupun isim maushul, maka setelah يا tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz اَيُّهَا (untuk isim mudzakkar) dan اَيَّتُهَا (untuk isim muannats).
Contoh : يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
6.      Isim Idhofat (kata yang disandarkan)
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( مُضَافٌ ) sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (مُضَافٌ إِلَيْهِ ), yang merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
  • Tidak boleh ada ” لا “
  • Tidak boleh tanwin
  • Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.

4.      Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
  1. Isim shohih, terdiri dari isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
  2. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati atau ya’ mati ( ىْ atau يْ ). Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( الاِسْمُ المَقْصُوْرُ ) seperti : مُوْسَى ، هُدَى , dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus ( الاِسْمُ المَنْقُوْصُ ) seperti : الهَادِيْ ، القَاضِيْ
  3. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :بٌ ، اَخٌ ، حَمٌ ، فُ ، ذُ .
  4. Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).















BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Idgham (اضغام) menurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf. Menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan. Sedangkan isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.

3.2    daftar pustaka
http://Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutajanitsain dan Idzgham Mutaqarribain - MN-33.htm




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TENTANG HAK DAN KEWAJIABAN WARGA NEGARA

MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA II Rekrutmen dan seleksi

MAKALAH TENTANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0