makalah AIK adab makan dan minum
MAKALAH
AIK
TENTANG
“ADAB
MAKAN DAN MINUM”
OLEH
KELOMPOK
6
SUCI
ANNISA PUTRI (105721120216)
FAKHIRAH
UMAR (105721121116)
FITRI
HANDAYANI (105721120816)
WANDI
FATRAH (105721121916)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehaditat ALLAH SWT yang mana atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ADAB MAKAN DAN MINUM”.
Ucapan terimakasih kami kepada
Dosen, serta teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
“ADAB MAKAN DAN MINUM”.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami
harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.
Berikut yang dapat kami tuliskan.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Makassar , November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
………………………………………………….... 2
Daftar isi
…………………………………………………………. 3
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang ………………………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan
masalah ……………………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………. 4
Bab II :
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian adab makan dan minum
…………………………………………………..5
2.2 Apakah
perbedaan antara makanan dan minuman yang halal dan haram ………………………….. 5
2.3 Bagaimana
adab makan dan minum
yang dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW .. 7
2.4 Apa hikmah dari mengamalkan adab makan dan
minum ……………………….….10
BAB
III : PENUTUP
3.1
kesimpulan …………………………………………………………………………..
11
3.2
saran ………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………….. 12
BAB
I
1.1
PENDAHULUAN
Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh
oleh seluruh umat di dunia ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan
bagi seluruh umat. Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam
kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga masalah yang berat demikianlah
kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang, sehingga tidak ada suatu permasalahan yang
tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya.
Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan adab makan dan
minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat melakukan
aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah telah banyak
menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang baik sesuai dengan
kadarnya masing-masing. Tata cara makan dan minum merupakan hal yang penting
dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya. Tata cara makan dan minum
merupakan bagian alamiah hidup yang membawa manfaat bagi yang melakukannya.
Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan, kebersihan makanan, kebiasaan
makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian makan dan minum harus dilakukan
dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun dengan
teman-teman.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian
adab makan dan minum?
2.Apakah
perbedaan antara makanan dan minuman yang halal dan haram?
3.Bagaimana
adab makan dan minum
yang dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW?
4.Apa
hikmah dari mengamalkan adab makan dan minum?
1.3
TUJUAN
1.untuk
mengetahui pegertian adab makan dan minum
2.untuk
mengetahui Apakah perbedaan antara makanan dan minuman yang halal dan haram
3.untuk
mengetahui adab makan dan
minum yang dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW
4.untuk
mengetahui hikmah dari mengamalkan adab makan dan minum
BAB
II PEMBAHASAN
2.1Pengertian
adab makan dan minum?
Yang
dimaksud dengan adab makan dan minum adalah etika atau cara sikap kita terhadap
hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas makan dan minum, baik itu sikap kita
ketika hendak makan dan minum, ketika sedang makan dan minum, dan ketika sudah
makan dan minum.
Islam
sangat memperhatikan soal adab makan dan minum. Adab makan dan minum secara
langsung di contohkan oleh Nabi Muhammad saw. Misalnya ketika makan atau minum
Nabi tidak pernah berdiri, berjalan, atau momdar-mandir, karena itu termasuk
perbuatan setan. Dan adab makan dan minum seperti itu sama halnya dengan makan
yang dilakukan oleh para binatang, tentunya sangat tidak layak dilakukan oleh
manusia,sebab manusia diberi akal oleh Allah SWT.
2.2Apakah
perbedaan antara makanan dan minuman yang halal dan haram
v
Makanan yang Halal
Halal
artinya boleh, jadi makan yang halal ialah makan yang di bolehkan untuk dimakan
menurut ketentuan syariat Islam. Segala sesuatu baik berupa tumbuhan,
buahan-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah halal dimakan, kecuali
apabila ada nash Al-Qur'an atau Al-Hadits yang menghatamkanya. Allah berfirman
dalam surat Al-Baqarah : 17
Yang
artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman,
makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada kamu menyembah.
Berdasarkan firman Allah dan Hadits
Nabi saw. Dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makan yang halal adalah:
a)
Semua makanan yang baik, tidak kotor
dan tidak menjijikkan.
b)
Semua makan yang tidak diharamkan
oleh Allah dan rasul-Nya
c)
Semua makanan yang tidak memberi
mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral,
dan aqidah.
d)
Bidang yang hidup di dalam air, baik
air laut maupun air tawar.
v
Makanan Haram
Haram
artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh
syarat untuk di makanan. Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah
a.
Semua makanan yang disebutkan dalam
firman Allah swt. S.Q.Al-Maidah ayat 3
“Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu)
adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir Telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Firman Allah dalam Q.S. Al-An’am ayat 145
b.
“Katakanlah:
"Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua
itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
penyayang".
c.
Semua makanan yang keji, yaitu
kotor, dan menjijikkan
d.
Semua jenis makanan yang dapat
mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal, moral dan aqidah.
e.
Bagian yang dipotong dari binatang
yang masih hidup
f.
Makanan yang didapat dengan cara
yang tidak halal seperti makanan hasil curian, rampasan, dan korupsi riba dan
cara-cara lain yang dilarang agama. Seperti :
1.
Bangkai
Yaitu hewan yang mati bukan karena
di sembeli atau di buruh. Hukumnya jelas haram dan bahaya yang ditimbulkannya
bagi agama dan badan manusia sangat nyata, sebab pada bangkai terdapat darah
yang mengendap sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan.
2.
Darah
Yaitu darah yang mengalir sebagaimana
dijelaskan dalam ayat lain:
Sekalipun darah adalah haram, tetapi
ada pengecualian, demikian pula sisa-sisa darah yang menempel pada daging atau
leher setelah di sembeli. Semua hukumnya halal.
3.
Daging Babi
Babi baik peliharaan maupun liar,
jantan maupun betina dan mencakup seluruh anggota tubuh babi sekalipun
minyaknya. Tentang keharamnnya, telah dilandaskan dalam Al-Qur'an Sembelihan
Untuk Selain Allah
4.
Yakni setiap hewan yang disembelih
dengan selain nama Allah hukumnya haram, oleh karenanya. Apabila seorang tidak
mengindahkan hal itu bahkan menyebut nama selain Allah, maka hukum, sembelihan
tersebut adalah haram dengan kesepakatan ulama.
5.
Hewan yang Diterkam Binatang Buas
Yakni hewan yang diterkam oleh
harimau, serigala atau anjing lalu di makan sebagainya kemudian mati karenaya,
maka hukumnya adalah haram sekalipun darahnya mengalir dan bagian lehernya yang
terkena.
6.
Binatang Buas Bertaring
Hal ini berdasarkan hadits: “ dari
Abu Hurairah dari Nabi swa. Bersabda : “ setiap binatang buas yang bertaring
bukan hanya makru saja, pendapat yang mengatakan makru saja adalah pendapat
yang salah
7.
Burung yang Berkuku Tajam
Imam Nawawi berkata dalam syarah
Shahih muslim 13/72-73: “Dalam hadits ini terdapat dalil bagi Madzah Syafii,
Abu Hanifah, Ahmad, Daud dan Mayoritas Ulama tentang haramnya memakan binatang
buas yang terbaring dan burung yang berkuku tajam.
v
Minuman yang Halal
Minuman yang halal pada dasarnya
dapat dibagi 4 bagian:
a.
Semua jenis air atau racun yang
tidak membahayakan
b.
Ari atau cairan yang tidak
memabukkan walaupun sebelumnya pernah memabukkan seperti arak yang berubah
menjadi cuka.
c.
Air atau cairan itu bukan berupa
benda najis atau benda suci yang terkena najis
d.
Air atau cairan yang suci itu
didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak bertentangan dengan ajaran
agama Islam.
v
Minuman yang Haram
a.
Semua minuman yang memabukkan atau
apabila minuman menimbulkan mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan
aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.
b.
Minuman dari benda najis atau benda
yang terkena najis.
c.
Minuman yang didapatkan dengan
cara-cara yang tidak halal atau yang bertentangan dengan ajaran Islam.
2.3
Bagaimana adab makan dan minum yang dilakukan dan diajarkan oleh rasulullah SAW ?
Rasulullah
SAW telah mencontohkan kepada umatnya bagaimana Adab Makan dan Minum yang benar :
1.
Tidak mencela makanan yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW
tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau
memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.”
(HR. Bukhari Muslim)
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang
siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak
(karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka
hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
3. Membaca Basmalah dan Hamdalah.
Rasulullah SAW bersabda : “Jika
seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika
ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa
akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”
(HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa
suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim
tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya.
Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka
syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan
lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka
dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
4. Makan menggunakan tangan kanan.
Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka
hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah
minum dengan tangan kanannya. Sebab syaitan itu makan dan minum dengan tangan
kirinya.” (HR. Muslim)
5. Tidak bersandar ketika makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku
tidak makan dengan posisi bersandar (muttaki-an).” (HR. Bukhari)
“Muttaki-an” ada yang menafsirkan duduk bersilang
kaki dan ada pula yang menafsirkan bersandar kepada sesuatu, baik itu bersandar
di atas salah satu tangan atau bersandar pada bantal. Ada pula yang menafsirkan
bersandar pada sisi badan.
Rasulullah SAW jika makan, tidak
makan dengan menggunakan alas duduk seperti bantal duduk sebagaimana
orang-orang yang ingin makan banyak dengan menu makanan yang variatif.
Rasulullah SAW menjadikan makannya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Karenanya
beliau duduk tanpa alas dan mengambil makanan secukupnya.
6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat
aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku
seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak,
bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan
baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
7. Makan ketika lapar dan berhenti
sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra.
menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada memenuhi anak
Adam suatu tempat yang lebih buruk dari pada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam
itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara
lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk
minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
8. Menjilat tangan ketika makan tanpa
sendok atau garpu.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka
hendaklah ia menjilati jari-jemarinya, sebab ia tidak mengetahui dari jemari
mana munculnya keberkahan.” (HR. Muslim)
Dalam hadits riwayat Imam Muslim
pula, Ka’ab bin Malik ra. memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat
Rasulullah SAW makan dengan menggunakan tiga jarinya dan beliau menjilatinya
selesai makan.
9. Membuang kotoran dari makanan yang
terjatuh lalu memakannya.
Dari Anas bin Malik ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW sering makan dengan menjilati ketiga jarinya (Ibu jari, telunjuk
dan jari tengah), seraya bersabda : “Apabila ada makananmu yang terjatuh,
maka buanglah kotorannya dan hendaklah ia memakannya serta tidak membiarkannya
untuk syaitan
Islam melarang hal-hal yang mubazir,
termasuk dalam hal makanan. Seringkali kita menyaksikan orang yang mengambil
makanan berlebihan sehingga tidak habis dimakan. Makanan yang mubazir itu
akhirnya dibiarkan untuk syaitan, padahal bisa jadi sebenarnya pada makanan
tersebut terdapat keberkahan. Oleh karena itu, ketika mengambil makanan harus
berdasarkan perhitungan bahwa makanan tersebut akan habis dimakan.
10. Makan dan minum sambil duduk.
Rasulullah SAW suatu ketika melarang
seorang lelaki minum sambil berdiri. Berkata Qatadah : “Bagaimana dengan
makan?” Rasul menjawab : “Itu lebih buruk lagi.” (HR. Muslim)
11. Tidak bernafas ketika minum dan
menjauhkan mulut dari tempat minum ketika bernafas.
Dari Abu Al-Mutsni Al-Jahni ra
berkata, aku pernah berada di rumah Marwan bin Hakam, tiba-tiba datang
kepadanya Abu Sa’id ra. Marwan berkata kepadanya : “Apakah engkau pernah
mendengar Rasulullah SAW melarang bernafas di tempat minum?”. Abu Sa’id
menjawab : “Ya. Ada seseorang pernah berkata kepada Rasulullah SAW, ”Aku
tidak kenyang dengan air hanya satu kali nafas.” Lalu Rasulullah SAW
bersabda, “Jauhkanlah tempat air (gelas) dari mulutmu, lalu bernafaslah!” Orang
itu berkata lagi, “Sesungguhnya aku melihat ada kotoran pada tempat minum
itu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Kalau begitu, tumpahkanlah! (HR.
Abu Dawud)
Dan juga dari Ibnu Abbas ra. berkata
: “Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas
(ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. Tirmidzi)
12. Tidak berprasangka buruk jika
makan ditemani orang yang berpenyakit.
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW
pernah memegang tangan orang yang majdzum (kusta), beliau meletakkan tangannya
pada piring makan seraya bersabda : “Makanlah, yakinlah kepada Allah SWT
dan bertawakkallah.” (HR. Abu Dawud)
13. Menutup tempat makan dan minum.
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW
pernah bersabda : “Tutuplah tempat makanan dan tempat minuman!” (HR.
Bukhari Muslim)
Menutup tempat makan dan minum sangat
bermanfaat untuk menghindarkan makanan dari polusi udara, kotoran atau zat-zat
berbahaya yang dapat masuk ke dalam makanan atau minuman yang tidak titutupi.
2.4
Apa hikmah
dari mengamalkan
adab makan dan minum?
v
Membaca
bismillah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut
berpartisipasi menikmati makanan tersebut. Hudzaifah r.a mengatakan, “Apabila kami makan
bersama Nabi saw, maka
kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai makan. Suatu hari kami makan
bersama Nabi, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut
terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah disediakan.
Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu
datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong oleh sesuatu.
Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya syaitan
turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang
bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati makanan
yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh
karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama
anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku pegang
tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya sesungguhnya
tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.”
(HR Muslim no. 2017)[1][12]
v
Hikmah dari larangan mengambil
makanan yang berada di hadapan orang lain, adalah perbuatan kurang sopan,
bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan perbuatan itu.
v
Mengambil
posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak tidak membungkuk tidak
menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke bawah rongga dada
sebagai wadah membantu pernapasan juga menjadi lebih lapang.
v
Perintah untuk menjilati sisa
makanan yang menempel pada tangan dan piring sebelum dibersihkan, baik dengan
dilap atau dicuci, memiliki beberapa alasan. Dalam beberapa hadits disebutkan
dengan jelas, yaitu untuk meraih berkah makanan. Namun bukan berarti
hadits-hadits itu membatasi hikmah lainnya.
Sesungguhnya makanan yang kita
santap mengandung barakah. Namun kita tidak mengetahui letak keberkahan
tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita santap, ataukah yang tersisa dan
melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring, ataukah berada dalam suapan
yang jatuh ke lantai. Karenanya kita harus menjaga hal ini agar mendapat
barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah, berkata, "alasan tentang
BAB
III PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Demikianlah yang harus
diperhatikan oleh umat muslim ketika memenuhi kebutuhannya demi
melangsungkan kehidupannya agar dapat terus beribadah dan melaksanakan
perintah-Nya.
“Makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.”
Dalam buku Minhajul
Qashidin (Menggapai kebahagiaan hidup Dunia dan Akhirat) karya ibnu qudamah
Al-Maqdisy yang diterjemahkan oleh Irfanuddin Rafi’uddin,Lc. Dijelaskan adab
makan yang baik dengan meneladani Rasulullah saw secara garis besar dan kurang
memperhatikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting.Terbukti dengan tidak
adanya syarat-syarat makanan yang baik,dari segi kehalalannmya,cara
memperolehnya dan cara mengolahnya.
Sedangkan buku Santunlah! : Etika
Keseharian yang judul aslinya Adab-e Islam dan diterjemahkan oleh Ilyas Abu
Haidar menjelaskan Adab makan secara runtut dan terperinci.Dimulai dari
syarat-syarat makanan yang baik hingga membaca hamdalah.
Namun,kedua buku diatas sangat
baik untuk dijadikan acuan bagi masyarakat yang ingin lebih mendalami tata cara
makan yang baik dengan meneladani Rasulullah saw
3.2 . SARAN
3.2 . SARAN
Dengan
ditulisnya makalah ini maka kita menjadi tahu apa saja adab makan dan minum.
Oleh sebab itu alangkah lebih baik kalau kita peraktekan ilmu kita daam
kehidupan sehari hari.tidak usah muluk muluk kita mulai mempraktekannya dri
yang kita anggap paing mudah dulu lalu berlanjut pengalamannya agar kita
memulai terbiasa dengan kebiasaan makan dan minum ala rasulullah SAW.
DAFTAR
PUSTAKA
Nama saya Maria Fadhlan dari Ajman di Dubai UAE, saya adalah korban penipuan di tangan pemberi pinjaman, saya menipu $ 3.000 karena saya membutuhkan pinjaman $ 90.000 untuk modal ventura dan hutang. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi, dan bisnis saya hancur dalam proses.
BalasHapusSemua ini terjadi pada bulan Maret 2019, sampai saya bertemu seseorang online pertiwi ges di email pertiwigesang@gmail.com amalia anmangkurat amaliaanmangkurat@gmail.com dan endang nisrina endangnisrina@gmail.com baru-baru ini yang memberikan kesaksian tentang pemberi pinjaman RIKA ANDERSON LOAN COMPANY jadi saya membuat bertanya dan dia memperkenalkan saya kepada ibu yang baik RIKA yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman tanpa jaminan sebesar $ 90.000 dengan suku bunga rendah di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY.
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rika, semoga Tuhan terus memberkati Anda Ms. Rika Anderson atas kejujuran dan perbuatan baik Anda.
Jika Anda membutuhkan pinjaman dan pinjaman tanpa jaminan, segera hubungi ibu Rika Anderson melalui
Situs web perusahaan: rikaandersonloancompany.webs.com
email perusahaan: rikaandersonloancompany@gmail.com
Whatsapp: +15183602491
Anda dapat menghubungi saya juga melalui mariafadhlan@gmail.com